Analisa Data dan Publikasi Hasil Pengukuran Stunting Bulan Agustus 2020-2021

Analisa Data dan Publikasi Hasil Pengukuran Stunting Bulan Agustus 2020-2021

Salah satu Intervensi penurunan Stunting terintegrasi  yang dilaksanakan oleh Kabupaten Karimun adalah Aksi  ke 7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting. Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya Kabupaten Karimun untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa. Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun sebaga penanggung jawab pengukuran dan publikasi stunting, telah melakukan pengukuran status gizi terutama stunting pada balita. Kegiatan pengukuran panjang badan atau tinggi badan dilakukan dua kali dalam setahun yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan. Data pengukuran tinggi badan balita diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat ( e- PPGBM) yang di entry oleh petugas gizi dibantu tim entry puskesmas di Kabupaten Karimun, apabila ada data yang bermasalah gizi di konfirmasi dan divalidasi oleh petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan. Selain data status gizi balita juga diinput data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi, kemudian di analisa faktor-faktor determinan penyebab masalah gizi untuk diintervensi sesuai penyebabnya.

Picture1 Analisa Data dan Publikasi Hasil Pengukuran Stunting Bulan Agustus 2020-2021

Berdasarkan data menunjukkan terjadinya penurunan persentase balita stunting di Kabupaten Karimun sebanyak 2,1%, dari 8,1% pada tahun 2020 (dengan balita ditimbang D sebanyak 15.577) menjadi 6% pada tahun 2021 (dengan balita ditimbang D sebanyak 15.778). Puskesmas yang mengalami penurunan persentase stunting adalah UPT Puskesmas Tanjung Balai, UPT Puskesmas Meral, UPT Puskesmas Meral Barat, UPT Puskesmas Buru, UPT Puskesmas Tanjung Batu, UPT Puskesmas Ungar, UPT Puskesmas Tanjung Berlian, UPT Puskesmas Kundur Barat, dan UPT Puskesmas Moro. Penurunan tertinggi 6,8% terjadi di UPT Puskesmas Meral Barat dari 12,6% menjadi 5,8%, penurunan terendah 0,7% terjadi di UPT Puskesmas Tanjung Batu dari 3,1% menjadi 2,4%. Puskesmas yang mengalami kenaikan persentase stunting adalah UPT Puskesmas Tebing, UPT Puskesmas Belat, UPT Puskesmas Niur Permai, dan UPT Puskesmas Durai. Kenaikan tertinggi 5% di UPT Puskesmas Belat dari 8,2% menjadi 13,2 % , kenaikan terendah 0,8% di UPT Puskesmas Niur Permai dari 10,1% menjadi 10,9%.

Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian Konvergensi program / intervensi upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Karimun sudah berjalan dengan baik. Pemerintah sudah berupaya maksimal mendata semua balita agar mendapatkan data yang akurat sebagai bahan untuk intervensi. Dilihat dari hasil analisis tablet indikator , ditemukan bahwa masih ada indikator yang belum mencapai 100 %, yaitu cakupan ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama kehamilan, cakupan kehadiran di Posyandu, cakupan ibu hamil K4, cakupan anak 6-59 bulan yang memperoleh vitamin A, cakupan bayi 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan cakupan layanan ibu nifas.

Informasi Hasil pengukuran status gizi balita telah didesiminasikan dan dipublikasikan pada saat pertemuan koordinasi tim konvergensi stunting Kabupaten Karimun yang diikuti lintas OPD dan Dinas Terkait dalam intervensi penurunan stunting Kabupaten Karimun.

Dari permasalahan tersebut diatas sehingga dalam pencegahan dan penanganan stunting perlu adanya dukungan dan konvergensi dari setiap OPD terkait, organisasi masyarakat, akademisi/institusi pendidikan dan masyarakat. Dalam penyusunan intervensi pencegahan dan penanganan stunting disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di masing-masing kecamatan.