Publikasi Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Kabupaten Karimun 2023

Pada tahun 2020 Kabupaten Karimun telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan dan penurunan stunting. Setiap tahun kabupaten Karimun telah menetapkan desa lokus stunting yang ditetapkan dalam Surat Keputusan  Bupati Karimun berdasarkan jumlah prevalensi stunting pada apikasi e-PPGBM  sehingga sampai tahun 2024 ke  42 desa sudah ditetapkan  sebagai  lokus penanganan stunting.

Pada tahun 2020 Kabupaten Karimun telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan dan penurunan stunting. Setiap tahun kabupaten Karimun telah menetapkan desa lokus stunting yang ditetapkan dalam Surat Keputusan  Bupati Karimun, sehingga sampai tahun 2023 sudah ada 42 desa lokus penanganan stunting.

Sumber : ePPBGM bulan Agustus 2022 dan Oktober 2023

Grafik di atas menunjukkan terjadi  penurunan prevalensi balita stunting di Kabupaten Karimun sebanyak 1,2%, dari 7,71 % pada tahun 2022 (dengan balita ditimbang  sebanyak 15778) menjadi 6,48% pada tahun 2023 (dengan balita diukur sebanyak 14669). Kecamatan yang mengalami penurunan prevalensi stunting adalah Kecamatan Karimun, Kecamatan Meral, Kecamatan Tebing, Kecamatan Buru, Kecamatan Kundur Barat, Kecamatan Moro, Kecamatan Sugie Besar dan Kecamatan Durai.Penurunan tertinggi 12,4% terjadi di Kecamatan Moro, Kecamatan Durai 7,5% dari 21,7% menjadi 14,2%, penurunan terendah 03% terjadi di Kecamatan Tebing dari 8,7% menjadi 8,4%. Kecamatan yang mengalami kenaikan prevalensi stunting adalah Kecamatan Selat Gelam, Kecamatan Meral Barat, Kecamatan Kundur, Kecamatan Ungar, Kecamatan Kundur Utara, dan Kecamatan Belat. Kenaikan tertinggi 9,7% di Kecamatan Belat dari 3,3% menjadi 13,0%, Ungar 5,3%  dari 3,7% menjadi 9,0 % , Kundur 3,8% dari 2,5% menjadi 6,3%, kenaikan terendah 0,2% di Kecamatan Kundur Utara dari 5,7% menjadi 5,9%.

A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Konvergensi program / intervensi upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Karimun sudah berjalan dengan baik. Pemerintah sudah berupaya maksimal mendata semua sasaran dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mendukung kegiatan penurunan stunting agar mendapatkan data yang akurat sebagai bahan untuk intervensi. Dilihat dari hasil analisis tabel indikator layanan KIA , ditemukan bahwa masih ada indikator layanan KIA yang belum mencapai 100 %, yaitu cakupan bumil kek yang mendapat PMT pemulihan, cakupan bumil mendapat IFA (TTD) minimal 90 tablet saat kehamilan, cakupan ibu hamil K4, cakupan kehadiran_di_posyandu, cakupan bayi 0–11 bulan mendapatkan IDL, cakupan anak 6-59 bulan memperoleh vit A, dan cakupan layanan ibu nifas. Faktor lainnya yaitu tingginya angka ibu hamil berisiko yang mengakibatkan bayi yang dilahirkan juga berisiko.

B. Perilaku Rumah Tangga 1000 HPK Yang Masih Bermasalah

Dinas Kesehatan melalui puskesmas telah melakukan pemantauan sekaligus analisis masalah yang terjadi di desa dan  menunjukkan bahwa pola asuh balita dan pola konsumsi masyarakat masih membutuhkan intervensi dan pembinaan. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang stunting melalui kelas ibu hamil, memantau PMT ibu hamil dan balita yang sudah didistribusikan, penyuluhan kesehatan bagi calon pengantin, edukasi dan pendampingan pemberian ASI eksklusif,pemberian MPASI yang tepat, kelas stunting, membentuk KP-ASI dan  meningkatkan pelayanan masing-masing program (gizi, KIA, promkes, kesehatan lingkungan) serta pembinaan pencatatan data hasil penimbangan posyandu yang terintegrasi untuk meningkatkan keakuratan data.

C. Kelompok Sasaran Berisiko

Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah dibentuk di semua kelurahan, sehingga memudahkan untuk pendampingan dan pemantauan terhadap kelompok berisiko stunting seperti remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi,, dan baduta. Remaja putri perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia ideal, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu yang sehat, dan bayi yang akan dilahirkan lahir dengan selamat, sehat, dan cerdas. Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk mendapat ASI eksklusif dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal.

Publikasi Stunting per Kecamatan dapat dilihat disini.